Sabtu, 13 Desember 2014

Tulisan Fiksi



Assalamu’alaikum wr.wb
Sepeti janji ku yang dulu, aku bakal ngepost lagi cerita2 aku di blog ini. Kali ini apa ya? Mungkin berhubungan dengan cinta lagi (Yaampun yun,lagi2 galau) Wah biasa dong anak muda galau, apalagicewek. Cewek yang mudah tersinggung, sakit hati, nangis, pasti sering banget deh galau. Sebenarnya apa ya cinta itu? Itu mulu yg dipertanyakan… Tapi, kenapa di dalam percintaan itu harus ada yang namanya nangis, sakit hati. Nah, Cuma grgr itu, nafsu makan pun berturun. Dan sebenarnya apasih yang membuat kita sakit hati, nangis, lalu tidak nafsu makan? Semuanya itu ada karna diri kita sendiri. Kita yang terlalu berlebihan mencintai pacar kita. Kita semua tahu, kalau suatu hal yang berlebihan itu tidak baik. Nah, begitu juga dengan mencintai seseorang. Ah, kalau cerita tentang cinta-cinta, galau-galau,ketulusan. AKU BANGET DEH itu.
Banyak nih, banyaaaaaa banget yang bilang dan nanya ke aku “Yun, uyun sama doi udah berapa lama?” “19 bulan lebih Alhamdulillah” “Wah, hebat banget yun, rahasianya apa yun?” “Rahasia nya banyak2 shalat, berdo’a, saling percaya PALING PENTING!” “itu aja” “Ho’ohh” Nah, kalau itu orang yang nanya tentang hubungan aku. Lalu kalau ini “Yun, gimana sih rasanya disakitin?” “Iya begitulah” “Denger2 dari orang, katanya uyun juga sabar banget ngadepin doi?” “Wah, siapa yg bilang? Tau banget tentang aku. Iyasih, dulu sabar banget, tapi sekarang udah enggak pake banget lagi, harus dijaga terus dia. Soalnya banya banget cewek2 gatel ngedeketin dia, curhat2 ke dia” “Curhat? Loh, uyun ga sakit hati, ga takut?” “Ah, sudahlah.. udah capek, biasa banget kaya gini, jadi biar sajalah ALLAH yang mengatur semuanya. Toh, kamu juga taukan HUKUM KARMA? Atau perlu aku kasih tau lagi?” “gaperlu yun, aku udah tau.. Tapi ahh, uyun strong bangettttt” “Lebay ihhhhh” Nah, kalau itu orang yang lebay muji2 aku. Bilang strong lah, apalah, ahhh.. Puji kek dengan kata2 kaya gini “UYUN, UYUN KOK MANCUNG BANGET,MANIS LAGI” (HAAAAAAAAA… Ngarep banget lu yahhh, minta puji aja sono sama keboooo) Ah, sok ngelawakkk, udah lah ah, sekarang gini aja,pada tau gak, kalau ketulusan, pengorbanan itu, terkadang bias diakhiri dengan tangisan loh.. Gapercaya? Coba aja!!! Coba aja lo pacaran sama orng yg gak menyayangi lo, lalu lo mencoba untuk tulus dan selalu sayang sama dia, terus lo mau berkorban apa aja demi dia, asal gak ada hubungan nya sama orng tua, lalu dia ga ngerespon apa2 sama lo, ha? Sakit gak sih? Owowowow sakit banget pastiiiii, tapi lo jangan sedih, aku sarani, lo cari pelampiasan aja hehe (uyun gabagus nih wooo) Ih, iya aku bener, temen aku ada yang kaya gitu, waktu aku Tanya seneng/enggak,dia bilang “LUMAYAN SENENG” hitung2 ngilangi galau. Daripada lo galau2,nangis dikamar,gamau makan,kurusss,tisyu di kamar pada habisss, kamar beserak,kesian emak lo nanti beresinnya. Dicoba aja dulu kali aja beneran sayang sama yg dilampiaskan haha..
Udah ya, ini janji aku bakal ngepost lagi kemarin, udah aku tepatin, sorry sih agak lama, sibuk banget dengan ujian.. Sampai ketemu lagi di post-an aku yang lainnya, see you byebye. Assalamu’alaikum.

Selasa, 02 Desember 2014

Notes

Saat rasa itu muncul entah dari mana asalnya, aku takut. Takut suatu saat dia menggores kembali luka yang baru sembuh. Aku takut untuk jatuh kembali. Bila rasa ini tak kunjung hilang aku hanya bisa menyembunyikannya, menganggap semuanya tak benar adanya, mencoba menganggap biasa seperti orang normal layaknya. Padahal, setiap saat mata ini memandangmu dari kejauhan, memandangimu yang tak pernah menganggap. Berharap kau akan membalas tatapan itu:’) Tatapan yang berhasil total membuat jantung ini berpacu dan mengalihkan pandanganku karena sungguh tak sanggup melihatmu menatapku dengan kedua matamu yang sangat dingin. Aku tidak pernah tau sampai kapan perasaan ini muncul, yang aku tau aku sudah merajut mimpi untuk bersamamu
I just can hope you understand the feelings that have succeeded in making me depressed
If I could turn back the clock, I want to think it was never there. So that no soul that hurt. But love is never on my side
 sebagai seorang perempuan
JMeratapi dan menikmati rasanya tak pernah dianggap
Terkadang aku hanya bisa diam, melihat, mendengar dan merasakan sesuatu hal yang menyakitkan:')

Apasih untung nya ngingat mantan?

Assalamu’alaikum wr.wb.
Ketemu lagi nih sama aku. Aku mau sedikit sharing/curhatan aku sih :D Tentang.. Apasih untungnya kalau ngingat mantan terusssss??? Aku paling jijik nih, kalau udah ada kata2 MANTAN didalam hubungan aku!!!!
Sekarang gini, Apa kalian semua pernah ngerasakan yang namanya patah hati? Dan apakah kalian saat ini masih terus mengingat mantan pacar? Kalau jawabanya masih, yaallah, sebaiknya mulai dari sekarang lupakan mantan, karena tidak ada untungnya terus mengingat mantan2 itu!! Malah yang kalian dapatkan hanya kesedihan dan kerugian. Mengapa demikian? Nih liattt!!!
1.    HIDUP JADI TIDAK TENANG
Ketika kalian masih terus ingat dengan mantan,maka hidup menjadi tidak tenang, Kalian akan selalu berharap-harap cemas setiap harinya, alias mengharap kemungkinan dapat kembali padanya.

2.    Selalu Galau
Jika masih saja mengingat sang mantan pacar, maka hidup akan dihantui rasa galau sepanjang hari. Terus teringat masa – masa bahagia ketika bersama mantan, dan ketika kalian tersadar, hal itu telah berlalu membuat kalian merasa sedih dan galau.

3.    Susah Dapat Kekasih Baru
Terus2an ngingat mantan bisa juga menyebabkan kalian susah dapat kekasih baru. Ketika kalian ingin membuka hati untuk orang lain, kalian membanding-bandingkan dari segala segi dengan sang mantan. Masih merasa sayang lah, lebih ganteng lah, lebih cantik lah, lebih pandai lah, lebih lain-lain yang tampak di luar (DULU). Nah, hal tersebut membuat hati akan tertutup lagi. Lupakan mantan yang sudah tidak peduli dengan kalian dan mulailah kalian dengan perasaan yang ikhlas dan optimis untuk masa depan.

4.    Jadi Kurus dan Mudah Sakit
Sebaliknya, terus mengingat mantan juga dapat mengakibatkan orang menjadi kurus dan mudah sakit. Ketika orang memikirkan seseorang, pikiran menjadi tidak tenang, hati resah, galau, sehingga perut tidak nafsu makan. Rasanya ingin muntah, lebih sering berkeringat dingin,hati berdebar.

5.    Buang-Buang Waktu dan Energi
Dari semua akibat ingat sang mantan, dapat disimpulkan bahwa terus ingat pada mantan sangat GAK berguna, hanya membuang waktu dan energy kalian saja. Kalian masih muda, tampan, gagah, cantik, manis, pintar, kreatif, lucu, menarik, berbakat dan segala kelebihan yang Kalian punya. Jadi, jangan pernah rendahkan harga diri kalian. Sayangi diri kalian, yang punya potensi besar untuk menjadi orang sukses dan bahagia.
Jadikan masa lalu sebagai spion, namun tatap masa depan. Bersyukurlah atas semua takdir yang sedang melanda kalian jika harus putus hubungan dengannya. Berarti Tuhan sedang menyiapkan jodoh sesorang yang terbaik untuk kalian. Nikmatilah kondisi ini dengan sebaik-baiknya pada jalan yang lurus dan membangun potensi kalian. Dan yang terakhir.. BISA MEMBUAT HUBUNGAN DENGAN PACAR KALIAN MENJADI RUSAK!!!!
Nah, itu aja dulu ya, ntar kalau panjang2, tangan aku putussss. Sampai bertemu di lain waktu.. Assalamu’alaikum..

CORETAN

Seuntai kata
Buat kamu yang maksud
Buat kamu malaikatku
malam ini, dan di malam yang sesunyi ini ingin ku ungkapkan segalannya
Dengarkanlah sebentar saja,
aku tak memintamu untuk bicara atau berkata dengarkan saja
pejamkan matamu
rasakan apa yang ku rasa Sampai saat ini, aku masih mencintai, aku telah berdosa


Dan bahkan aku sudah hina di mata tuhan
Tapi apa dayaku
apabila cinta ini begitu tulus mencintaimu
cinta ini ada tanpa ku minta
rasa singgah tanpa ku duga
semua terjadi begitu cepat
seperti pertama kau peluk aku. Aku sangat merindukanmu

oh pangeranku
Aku tak bisa jalani waktu tanpamu
bahkan aku rapuh
Namun sebelum semua jauh lebih dari ini aku harus belajar untuk hidup tanpa senyum mu lagi
Bahkan sampai kapanpun rasa ini izinkan selamannya di hati

“Aishiteru”
sebuah kata yang tak bisa ku artikan lagi
Semoga engkau bahagia dengan apa yang engkau rangkai di setiap jalanmu
Jangan pernah ragu untuk melangkah menerjang badai kehidupan ku doakan tuhan selalu menyertaimu

Maaf bila aku pernah melukis luka di hatimu
secara sengaja atau tak sengaja
Biarkan saja semua ada tinggal kenangan Seperti rumput yang kita jabut dari tanah waktu itu

Rumput itu mungkin bisa tumbuh lagi, tapi tidak akan kembali seperti rumput yang lama Terimakasih untuk semua
Take care
Be happy to you


Sabtu, 22 November 2014

I LOVE YOU MOM



Tulusnya kasih ibu,mulai dari kita didalam kandungan,sampai saat ini,detik ini kamu sedang melihat gambar ini.ingatlah bahwa Ibu yang telah membuatmu sampai pada titik ini :)

haiiii haiii,, ini cerita aku dapet dari taq-an note temanku, yang sengaja dibagi-bagin pas hari ibu kemarin, cerita yang bisa bikin kita sampe nangis-nangis baca perjuangan seorang ibu dan kasi sayangnya. semoga cerita ini bermanfaat dan membuat kita lebih sayang sama ibu kita ^^ cintailah ibu kita sebagai mana kita mencitai diri kita sendiri. Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati. Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tersebut. Sebagai orang yang terpandang di kota tersebut, latar belakang wanita tersebut akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia. Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tersebut bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya). Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orangtuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tersebut, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya. Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang orangtua mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar. Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tersebut untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang-orang tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan-lahan. Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tersebut meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tersebut dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain. Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tersebut. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?. Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tersebut untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. “Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua”, kata sang ibu. Dengan berat hati, sang wanita menulis surat. Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan-penolakan akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut. Sang wanita yang malang tersebut tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya. Detik .. Menit …. Jam …. Hari …. Minggu ………Tahun …… Tak terasa Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki-laki. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba-tiba sakit keras. Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tersebut harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tersebut akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman. Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tersebut terdiri dari obat-obatan herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat-obat herbal tersebut, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar. Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tersebut telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian. Diantara tangisannya, ia tiba-tiba mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?.. Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu ………… . Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama-sama menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau” (terjemahannya “Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik”). Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari-hari mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas. Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai. Sang anak segera pergi ke toko tersebut, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tersebut, karena ia akan membelinya bulan depan. “Apakah kamu punya uang?” tanya sang pemilik toko. “Tidak sekarang, nanti saya akan punya”, kata sang anak dengan serius. Ternyata, bulan depan sang anak benar-benar muncul untuk membeli jam tangan tersebut. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main-main. Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya “Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan?”. “Saya tidak mencuri, kakek. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah” kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tersebut. Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tersebut. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba-tiba tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tersebut. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab. “Apakah kamu mencuri, Nak?” Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya berklai-kali tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. “Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?” kata sang ibu. Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya. Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tersebut heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. “Ia sebenarnya anak yang baik”, kata salah satu tetangganya. Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya. Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan. Tetapi tiba-tiba sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya. “Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya”. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba-tiba muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tersebut, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya. Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tersebut, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu.”Maafkan saya, Nak.” “Tidak Bu, saya yang bersalah” Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang orangtua sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak. Ketika sang ibu dan anaknya berjalan-jalan ke kota, dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu. Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan. Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya. Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya. Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang tepat. Satu-satunya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya. Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling kota, bermain-main di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau”, lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak. Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu. “Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak” kata ibu. “Tidak apa-apa Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa bersama-sama dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja lagi, Bu”, kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat. Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta-ronta ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. “Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu”, teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata “Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.” “Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi”, sang anak mulai menangis. Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tersebut tidak didengarkan anak kecil tersebut. Sang anak menangis tersedu-sedu “Kalau ibu sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu”. Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan “Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini”, ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tersebut. Tampak anaknya meronta-ronta dengan ledakan tangis yang memilukan. Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu-satunyanya alasan untuk hidup, anaknya tercinta. Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga………. Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan. Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari tersebut, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu. Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di depan rumah tersebut, menangis “Ibu benar-benar tidak menginginkan saya lagi.” Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar. Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang. Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil menuju rumah tersebut. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan-tulisan imut anaknya dalam surat itu. Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tersebut, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya. Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba-tiba ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tersebut. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tersebut untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya. Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling-guling jatuh ke bawah………. Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana-mana, tetapi hasilnya nihil. Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tersebut terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit. Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah “Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?”. Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera menyanyikan lagu “Shi Sang Ci You Mama Hau” dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tersebut saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru “Ibu? Ini saya ibu”. Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba-raba muka sang anak, lalu bertanya, “Apakah kamu ??..(nama anak itu)?” “Benar bu, saya adalah anak ibu?”. Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi …………… . Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila. Perenungkan untuk kita renungkan bersama-sama: Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan nyawanya.. Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat Ibu sudah tua : 1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya. 2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya. Diantara orang-orang disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ……….. Tidak diragukan lagi “Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini”. Ingin bergabung dalam sebuah MISI MULIA ? Ada 2 tindakan yang dapat Anda lakukan : 1. Bila Anda beruntung (Ibu Anda masih ada di dunia ini), ajaklah ia untuk keluar makan atau jalan-jalan MALAM INI JUGA. Jangan ditunda2. Bila Ibu Anda tinggal di tempat yang terpisah jauh dengan Anda, telponlah dia malam ini juga, just to say “hello”. Catatlah hari ulang tahunnya, rayakan, dan bahagiakanlah dia semampu Anda. Hidangkan makanan favoritnya, dan seterusnya. 2. Kirimkan kisah film ini kepada saudara/i Anda, teman2 Anda, maupun rekan-rekan kerja Anda (minimal 5, kalau 100 org lebih baik lagi). Bagi sebagian dari mereka, kisah ini mungkin akan seperti setetes embun yang menyegarkan jiwa mereka, yang terkadang terlalu sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Anda sungguh berjasa dalam hal ini??